COBIT 2019 hadir menggantikan versi sebelumnya, COBIT 5, yang telah digunakan selama hampir 7 tahun. Rilis terbaru ini dirancang untuk menjawab tuntutan organisasi modern yang semakin dinamis, fleksibel, inovatif, dan lebih dekat dengan pelanggan. Berbeda dengan pendahulunya, COBIT 2019 menawarkan prinsip tata kelola TI yang customizable, terbuka, dan selaras dengan standar global lainnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas hal-hal baru yang diperkenalkan dalam COBIT 2019, mulai dari konsep Focus Area hingga Faktor Desain yang menjadi pembeda signifikan dengan rilis sebelumnya.
1. Focus Area dalam COBIT 2019
Focus Area adalah terminologi baru dalam COBIT 2019 yang mengacu pada topik atau domain tata kelola TI tertentu. Fokus ini memungkinkan organisasi untuk menyesuaikan tata kelola TI sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.
Apa Itu Focus Area?
Focus Area adalah sekumpulan obyektif tata kelola dan komponen terkait yang difokuskan pada topik atau permasalahan tertentu. Contoh Focus Area antara lain:
- Transformasi Digital
- Keamanan Siber
- Komputasi Awan
- Privasi Data
- DevOps
Keunggulan Focus Area:
- Fleksibel: Organisasi dapat mendefinisikan Focus Area sesuai kebutuhan.
- Tak Terbatas: Jumlah Focus Area bisa dikembangkan terus-menerus sesuai tuntutan zaman.
- Open-Ended: Pakar dan praktisi dapat berkontribusi menambahkan model atau area baru dalam COBIT 2019.
Dengan fleksibilitas ini, COBIT 2019 memberikan keleluasaan bagi organisasi untuk menerapkan tata kelola TI yang lebih relevan dan adaptif.
2. Faktor Desain (Design Factors) dalam COBIT 2019
Salah satu fitur penting dalam COBIT 2019 adalah diperkenalkannya faktor desain. Faktor desain adalah elemen-elemen kunci yang perlu dipertimbangkan ketika merancang sistem tata kelola TI di suatu organisasi.
Baca juga artikel: TOGAF®: Kerangka Kerja untuk Enterprise Arsitektur yang Wajib Anda Ketahui
Daftar Faktor Desain COBIT 2019
- Strategi Organisasi: Fokus strategi perusahaan, misalnya pertumbuhan, inovasi, atau stabilitas layanan.
- Tujuan/Sasaran Organisasi: Tujuan organisasi berdasarkan perspektif Balanced Scorecard (finansial, pelanggan, proses internal, pembelajaran).
- Profil Risiko: Identifikasi risiko informasi dan teknologi yang mungkin dihadapi organisasi.
- Isu I&T: Permasalahan terkait Informasi dan Teknologi.
- Lanskap Ancaman: Ancaman-ancaman yang berpotensi memengaruhi organisasi.
- Kebutuhan Kepatuhan: Tuntutan regulasi yang harus dipenuhi.
- Peran TI: Posisi TI di organisasi, apakah sebagai pendukung atau elemen strategis.
- Model Sourcing TI: Metode outsourcing, insourcing, cloud, atau hybrid yang diterapkan.
- Metode Implementasi TI: Metode implementasi seperti Agile, DevOps, atau Traditional.
- Strategi Adopsi Teknologi: Pola adopsi teknologi perusahaan, seperti First Mover atau Follower.
- Ukuran Organisasi: Besar kecilnya organisasi berdasarkan jumlah karyawan tetap.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, organisasi dapat merancang tata kelola TI yang lebih efektif dan sesuai dengan kondisi internal maupun eksternal.
3. Keunggulan COBIT 2019 Dibanding COBIT 5
Berikut adalah beberapa perbedaan signifikan yang membuat COBIT 2019 lebih unggul dibandingkan COBIT 5:
- Fleksibilitas Tinggi: Memungkinkan organisasi menyesuaikan sistem tata kelola sesuai kebutuhan.
- Prinsip Open-Ended: Model ini dapat terus dikembangkan seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.
- Focus Area dan Faktor Desain: Dua elemen baru ini memberikan kerangka kerja yang lebih terstruktur, dinamis, dan adaptif.
- Integrasi dengan Standar Lain: lebih mudah diselaraskan dengan standar global seperti ISO, ITIL, dan lainnya.
Kesimpulan
COBIT 2019 hadir sebagai solusi bagi organisasi yang membutuhkan kerangka tata kelola TI yang lebih modern, fleksibel, dan relevan. Dengan adanya Focus Area dan Faktor Desain, organisasi dapat menyesuaikan sistem tata kelola TI sesuai kebutuhan spesifik mereka.
Perubahan-perubahan ini menjadikan COBIT 2019 sebagai kerangka kerja yang lebih dinamis, kolaboratif, dan siap menghadapi tantangan teknologi di masa depan.